Profil Desa Timbang

Ketahui informasi secara rinci Desa Timbang mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Timbang

Tentang Kami

Profil Desa Timbang, Leksono, Wonosobo. Mengupas model ekonomi kerakyatan berbasis industri pengolahan kayu (mebel) dan pertanian sengon, serta geliat sektor peternakan dan UMKM sebagai penopang utama kemandirian ekonomi desa di perbukitan Wonosobo.

  • Sentra Industri Pengolahan Kayu

    Desa Timbang dikenal sebagai pusat industri perkayuan rakyat di Kecamatan Leksono, di mana sebagian besar warganya memiliki keterampilan mengolah kayu sengon menjadi produk setengah jadi (papan, kaso) dan mebel, yang menjadi motor utama perekonomian desa.

  • Sinergi Perkebunan dan Industri

    Terdapat hubungan simbiosis yang kuat antara sektor perkebunan, yang didominasi oleh tanaman sengon (albasia) sebagai bahan baku, dengan sektor industri rumahan pengolahan kayu, menciptakan siklus ekonomi yang mandiri dari hulu ke hilir.

  • Ekonomi Diversifikasi

    Selain kayu, perekonomian desa juga ditopang oleh pertanian palawija dan sektor peternakan (terutama kambing dan entok) yang dikelola dalam skala rumah tangga untuk menjaga ketahanan pangan dan pendapatan alternatif.

XM Broker

Di antara perbukitan subur Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo, Desa Timbang menampilkan sebuah model ekonomi kerakyatan yang unik dan tangguh. Desa ini bukan sekadar wilayah agraris biasa, melainkan sebuah pusat industri pengolahan kayu berskala desa yang dinamis. Gergaji mesin yang beradu dengan aroma kayu sengon menjadi simfoni produktivitas sehari-hari, menandakan denyut nadi ekonomi yang berpusat pada keterampilan warganya dalam mengubah batang-batang pohon menjadi produk bernilai. Dengan sinergi yang kuat antara perkebunan sebagai penyedia bahan baku dan industri rumahan sebagai mesin pengolah, Desa Timbang membuktikan bahwa kemandirian ekonomi dapat dibangun dari sumber daya dan kearifan lokal.

Kondisi Geografis dan Tatanan Demografi

Secara geografis, Desa Timbang terletak pada topografi perbukitan khas Leksono, dengan kontur tanah yang bervariasi dari landai hingga bergelombang. Kondisi ini sangat mendukung pertumbuhan tanaman kayu keras, terutama sengon (albasia), yang mendominasi lanskap perkebunan di desa ini. Luas wilayah Desa Timbang adalah sekitar 3,30 kilometer persegi atau 330 hektare. Sebagian besar lahan dimanfaatkan sebagai tegalan atau kebun campuran.Secara administratif, Desa Timbang memiliki lokasi yang strategis. Di sebelah utara, wilayahnya berbatasan dengan Desa Sawangan. Di sebelah timur, berbatasan dengan Desa Kalimendong dan Kecamatan Selomerto. Sementara di sebelah selatan, berbatasan dengan Desa Pacarmulyo dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Timbang juga (karena bentuk wilayahnya yang unik) serta berbatasan dengan wilayah Kecamatan Kaliwiro.Berdasarkan data kependudukan terakhir, jumlah penduduk Desa Timbang ialah sekitar 4.288 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, tingkat kepadatan penduduknya tergolong cukup padat, yakni mencapai 1.300 jiwa per kilometer persegi. Tingginya populasi ini menjadi salah satu pendorong diversifikasi ekonomi, di mana warga tidak hanya bergantung pada hasil pertanian primer, tetapi juga aktif dalam industri pengolahan.

Tata Kelola Pemerintahan dan Dukungan pada Ekonomi Lokal

Pemerintahan Desa Timbang, di bawah kepemimpinan Kepala Desa dan jajarannya, menunjukkan komitmen kuat untuk mendukung pilar utama ekonomi desa. Program-program pembangunan yang dirumuskan melalui Musyawarah Desa (Musrenbangdes) seringkali berfokus pada dua hal utama: peningkatan infrastruktur jalan untuk kelancaran transportasi bahan baku dan produk jadi, serta pemberdayaan para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sektor perkayuan.Pemerintah desa berperan sebagai fasilitator, menghubungkan para pengrajin kayu dengan program-program pelatihan dari dinas terkait, membantu dalam proses perizinan usaha, serta mendorong pembentukan kelompok-kelompok usaha bersama. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) juga diarahkan untuk dapat mengambil peran dalam rantai pasok industri kayu, misalnya dengan mendirikan unit usaha penyediaan bahan baku atau pemasaran produk secara kolektif untuk meningkatkan jangkauan pasar.

Ekonomi Dua Pilar: Perkebunan Sengon dan Industri Kayu

Perekonomian Desa Timbang berdiri kokoh di atas dua pilar yang saling memperkuat: perkebunan sengon sebagai sektor hulu dan industri pengolahan kayu sebagai sektor hilir.Sektor perkebunan menjadi fondasi utama penyediaan bahan baku. Hampir setiap keluarga di Desa Timbang memiliki kebun yang ditanami pohon sengon. Tanaman ini dianggap sebagai investasi paling rasional dan menguntungkan karena pertumbuhannya yang cepat (dapat dipanen dalam 5-7 tahun) dan permintaan pasar yang sangat tinggi. Pohon sengon tidak hanya ditanam di kebun-kebun khusus, tetapi juga di pematang lahan dan pekarangan rumah, menunjukkan betapa terintegrasinya tanaman ini dalam kehidupan ekonomi warga.Pilar kedua, yang menjadi ciri khas dan keunggulan kompetitif Desa Timbang, adalah industri pengolahan kayu. Keterampilan mengolah kayu telah diwariskan secara turun-temurun. Puluhan bandsaw (gergaji pita) dan bengkel kerja kayu rumahan tersebar di seluruh penjuru desa. Sebagian besar usaha ini mengolah batang sengon menjadi produk setengah jadi seperti papan, kaso, dan reng yang kemudian dijual ke berbagai proyek konstruksi atau toko material.Selain produk setengah jadi, sebagian pengrajin telah naik kelas dengan memproduksi barang jadi seperti kusen, pintu, jendela, dan mebel sederhana. Industri ini menyerap banyak tenaga kerja lokal, mulai dari penebang kayu, operator gergaji, hingga tukang kayu. Model ekonomi ini menciptakan siklus yang sangat efisien: kayu ditanam, dipanen, diolah, dan dijual di dalam dan sekitar desa, sehingga perputaran uang sebagian besar terjadi di tingkat lokal.Sebagai penopang tambahan, warga juga aktif bertani palawija seperti singkong dan jagung untuk ketahanan pangan, serta beternak kambing dan entok sebagai sumber pendapatan alternatif dan tabungan.

Kehidupan Sosial Masyarakat Pekerja Keras

Ritme kehidupan sosial di Desa Timbang sangat diwarnai oleh etos kerja yang tinggi. Suara mesin gergaji yang terdengar sejak pagi hingga sore hari adalah penanda semangat produktivitas warganya. Interaksi sosial tidak hanya terjalin dalam konteks kekerabatan atau keagamaan, tetapi juga dalam hubungan kerja dan bisnis di antara sesama pengrajin, petani sengon, dan pedagang kayu.Meskipun disibukkan oleh pekerjaan, nilai-nilai komunal seperti gotong royong dan solidaritas sosial tetap terjaga. Ketika ada warga yang sedang membangun rumah atau mengadakan hajatan, tetangga dan kerabat akan datang membantu. Organisasi kemasyarakatan seperti Karang Taruna dan PKK juga aktif menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang mempererat hubungan antarwarga.

Tantangan dan Prospek Pengembangan ke Depan

Tantangan utama yang dihadapi industri kayu di Desa Timbang adalah keberlanjutan pasokan bahan baku dan modernisasi teknologi. Semakin tingginya permintaan terkadang tidak diimbangi dengan ketersediaan pohon sengon siap tebang, sehingga perlu ada manajemen penanaman kembali yang lebih terencana. Dari sisi teknologi, sebagian besar peralatan masih bersifat sederhana, yang memengaruhi efisiensi produksi dan kualitas akhir. Selain itu, isu keselamatan kerja dan pengelolaan limbah serbuk gergaji juga menjadi perhatian yang perlu ditingkatkan.Prospek masa depan Desa Timbang terletak pada kemampuannya untuk melakukan inovasi dan meningkatkan nilai tambah produknya. Para pengrajin perlu didorong untuk tidak hanya memproduksi bahan bangunan dasar, tetapi juga mengembangkan desain-desain mebel yang lebih modern dan memiliki daya saing pasar yang lebih tinggi. Pelatihan desain produk, teknik finishing, dan manajemen usaha menjadi sangat krusial.Pembentukan sebuah klaster industri mebel Desa Timbang yang terorganisir dapat menjadi langkah strategis. Melalui klaster ini, para pengrajin dapat bekerja sama dalam hal pembelian bahan baku, pemasaran, dan menciptakan sebuah brand bersama. Pemanfaatan platform digital dan e-commerce untuk memasarkan produk mebel "Khas Timbang" dapat membuka akses pasar yang jauh lebih luas, melampaui batas-batas lokal dan regional.Dengan fondasi keterampilan yang kuat dan etos kerja yang tinggi, Desa Timbang memiliki semua modal yang diperlukan untuk bertransformasi dari pusat pengolahan kayu dasar menjadi sentra industri mebel yang kreatif, inovatif, dan berkelanjutan.